←back to Blog

Di Balik Content Writing Master yang Terbit di Cabaca

 

Content Writing Master adalah buku non-fiksi saya yang terbit di Cabaca pada 2023. Suatu hari, saya menerima surel dari salah satu editor Cabaca yang mengamati akun Instagram dan blog saya. Kali ini saya akan membagikan alasan mengapa kamu perlu membaca buku ini.

“Pasti isinya promosi.” Mungkin ini yang muncul di benakmu ketika membaca paragraf ini. Namun, karena buku ini masih memiliki topik yang cocok dengan tema blog ini pada kategori content writing, saya jadi ingin menceritakan proses berkaryanya.

 

Tidak Perlu Viral untuk Dipinang

Saya telah menjadi content writer sejak 2013. Pekerjaan sampingan tersebut saya lakukan sejak masih kuliah dan hingga sekarang sebagai pekerja kantoran. Buku ini saya tulis tidak hanya menjadi panduan praktis bagi para penulis pemula, tetapi juga sebagai referensi penting bagi mereka yang sudah lama berkecimpung di dunia penulisan konten.

Apakah saya memiliki jumlah pengikut yang besar? Kalau kamu mau tahu, silakan cek akun Instagram saya di @reffi_dhinar dan @wordholic_class, jumlahnya belum belasan ribu. Ketika saya fokus pada kualitas konten, ternyata saya dipinang untuk menjadi salah satu penulis non-fiksi pertama di Cabaca.

 

Apa yang Saya Tulis

Saya berusaha membuat konsep Content Writing Master ini sebagus mungkin. Saya membagi bukunya ke dalam beberapa bab yang membahas berbagai aspek penting dalam penulisan konten, mulai dari dasar-dasar content writing hingga strategi lanjutan yang bisa meningkatkan kualitas tulisan.

Buku tersebut berusaha saya lengkapi dengan tips praktis dan contoh-contoh nyata yang membuat pembaca bisa langsung mempraktikkan apa yang dipelajari.

 

Pendekatan Isi

Salah satu hal yang menonjol dari buku ini adalah pendekatannya yang sangat sistematis dan terstruktur. Saya berusaha menguraikan konsep-konsep yang mungkin terasa rumit menjadi lebih mudah dicerna.

Saya menyisipkan cara riset, kata kunci, SEO On Page, sampai teori Plain Language. Kalau kamu berasal dari latar belakang menulis fiksi, kamu haris belajar untuk melupakan gaya tulisan penuh narasi dan juga metafora. Artikel blog harus clear dan tidak membingungkan.

 

Buku untuk Branding

Apakah mungkin belajar menulis artikel blog hanya lewat membaca buku? Pasti bisa. Saya praktik menulis artikel dari modul kelas yang pernah saya pelajari dan juga buku-buku yang berkaitan dengan menulis blog.

Masalahnya, buku-buku itu punya halaman banyak dan ada beberapa hal yang masih jarang dibahas oleh seorang penulis artikel. Sebagai seorang writing coach, saya butuh dikenal lebih baik agar branding-nya melekat. Blog Kinkaku menjadi awal, lalu menulis buku.

Content writer sebaiknya punya blog. Setelah kamu rutin mengisi blog, kamu bisa memilahnya kembali agar bisa menjadi konten yang mewakili kemampuan serta profesionalitas.

 

Mengatur Diri dan Waktu

Bagi saya, menulis buku selalu membawa konsekuensi yaitu diri sendiri, terutama dari segi tanggung jawab. Mengunggah tulisan tiap minggu untuk blog saja sudah butuh usaha yang luar biasa apalagi harus menulis buku?

Saya buat jurnal perkembangan proyek yang nantinya tidak merugikan hob menulis lainnya. Skala prioritas itu jugalah yang mendorong saya hanya unggah konten di feed Intagram maksimal 3 kali seminggu.

Kalau kamu mau menjadi penulis profesional, berikan waktu untuk belajar. Content Writing Master menjadi cara saya untuk merangkum perjalanan belajar menulis artikel beserta apa yang sudah saya kerjakan.

 

Inilah cerita singkat di balik buku Content Writing Master yang saya buat setelah ‘dilamar’ Cabaca. Kalau kamu ingin membacanya, unduh aplikasi Cabaca dan cari judulnya, ya.

Reffi Dhinar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *