←back to Blog

5 Cara Menulis Artikel Traveling yang Memikat Sejak Paragraf Pertama

cara menulis artikel traveling

Buat kamu yang suka jalan-jalan dan menulis, mungkin terlintas di benak ingin mendokumentasikannya di blog. Namun, kamu takut kalau artikel itu membosankan karena tempatnya sudah banyak yang berkunjung. Artikel cara menulis artikel traveling berikut ini akan memberi solusi untuk membantumu.

Kesalahan Konsep Travel Blogger

Sebenarnya, untuk menulis artikel traveling di blog dengan menarik, kamu tidak perlu butuh pergi ke tempat yang jarang pengunjungnya. Pergi ke kebun binatang atau taman kota sekalipun bisa menjadi objek yang menarik. Berikut ini beberapa konsep berpikir keliru yang sebaiknya kamu hindari.

  • Merasa bahwa lokasi wisata haruslah mahal dan belum banyak diulas.
  • Malu dengan cara traveling sederhana dengan budget terbatas.
  • Merasa tidak punya foto bagus karena kamera gawai bukan iPhone.
  • Berpikir kalau ceritanya membosankan.

Agar kamu bisa menghapus konsep-konsep di atas, perhatikan apa saja yang perlu kamu susun untuk menulis artikel traveling.

5 Cara Menulis Artikel Traveling Memikat

Apa saja yang perlu kamu siapkan untuk menyusun artikel traveling?

Pilih Fokus Unikmu

Sebelum kamu mulai menulis, tentukan fokus unik dari artikel. Pikirkan apa yang akan membuat ceritamu berbeda dari yang lain. Apakah kamu akan mengeksplorasi destinasi tersembunyi, menggali budaya lokal, atau mencoba pengalaman petualangan yang jarang terdengar? Memilih fokus unik akan memberikan sudut pandang segar pada ceritamu.

Kalau objek wisatamu sudah sering diulas, kamu bisa fokus dengan pengalaman yang kamu alami saat berada di sana. Sudut pandang dan pengalaman pribadimu inilah yang menjadi fokus karena cerita tiap orang di tempat yang sama tidak selalu menghasilkan output yang sama persis.

Gunakan Narasi Pribadi

Salah satu cara terbaik untuk menghindari rasa membosankan dalam penulisan adalah dengan memasukkan elemen narasi pribadi. Ceritakan pengalaman  dan perasaanmu saat melakukan perjalanan. Berbicaralah tentang momen pribadi yang membuat perjalananmu istimewa. Pembaca lebih suka mendengar tentang pengalaman pribadi daripada fakta-fakta kering.

Kamu bisa menyelipkan informasi geografis dan sejarah, tetapi sebaiknya ini menjadi bagian pelengkap saja karena sudah ada website official atau Wikipedia yang sudah melengkapinya. Gunakan teknik menulis dengan kelima indra. Apa yang kamu rasa, lihat, dengar, cium aromanya selama di sana bisa menjadi elemen storytelling yang asyik. Seperti halnya ketika saya menulis pengalaman perjalanan di Benteng Pendem Cilacap yang saya unggah di wordholic.com, saya menjelaskan aroma yang saya cium di salah satu bagian benteng.

Interaksi dengan Penduduk Lokal

Interaksi dengan  penduduk lokal bisa menambah daya pikat tulisanmu. Temui orang-orang setempat, dan mintalah cerita mereka. Ini akan memberikan pandangan yang lebih dalam tentang budaya dan kehidupan sehari-hari di destinasi tersebut. Selain itu, wawancara dapat memberikan keragaman perspektif yang menarik dalam artikelmu.

Kalau tidak sempat berbincang dengan mereka, kamu bisa membagikan perasaan ketika mendengar mereka berbicara. Ini saya lakukan ketika menulis artikel jalan-jalan di daerah Ngapak yang bisa kamu baca di sini.

Adanya Pendukung Visual

Artikel traveling yang didukung oleh gambar dan video akan lebih menarik. Sisipkan visual berkualitas tinggi yang mencerminkan pengalamanmu. Video pendek juga bisa membantu pembaca merasakan atmosfer tempat yang kamu kunjungi.

Kalau gawainya tidak sebagus resolusi iPhone bagaimana? Cuek saja, mulailah dengan gawai yang kamu punya sekarang. Nanti kamu bisa mengedit sedikit tingkat kontras dan kecerahannya agar bisa lebih bagus ketika diunggah di blog. 

Mulailah dari yang ada dulu, edit di Canva, dan utamakan untuk membuat artikelnya dulu. Saat ada rezeki, kamu bisa membeli kamera atau gawai lebih bagus. Merek android selain iPhone juga sudah banyak kamera beresolusi tinggi. Gawai android saya sendiri malah hargannya tidak sampai 2 juta dan kameranya sudah cukup bagus.

Revisi 

Terakhir, tetapi tidak kalah penting, revisi dan edit artikelmu dengan saksama. Singkirkan kata-kata berlebihan, pastikan tata bahasamu benar, dan perhatikan kesalahan gramatikal. Artikel yang disusun dengan baik akan lebih mudah dipahami dan lebih menghibur. 

Jangan menulis sambil mengedit. Tulislah dengan bebas draft pertama artikel perjalananmu lalu endapkan sebentar. Proses revisi bisa dilakukan 2-3 kali mulai dari cek saltik, susunan antarparagraf, sampai koherensi antarkalimat.

(Baca Juga: Cara Membuat Artikel di Blog)

Apakah kamu suka jalan-jalan dan menulis? Semoga artikel lima cara menulis artikel traveling ini bisa membuatmu makin bersemangat untuk mendokumentasikan pengalaman dan petualangan di dalam blog. Bagikan tulisan ini jika kamu suka, ya!

Reffi Dhinar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *